ragil, gadis kecil yang tinggal di seberang rumah bertanya pada ibunya, "magrib masih berapa jam lagi bu?", sontak sang ibu tertawa sekaligus haru mendengar pertanyaan anak itu, karena sebenarnya waktu adzan magrib tinggal beberapa menit lagi, entah apa yang ada benak anak kecil itu. yang pasti anak sekecil itu telah melewati berjam-jam waktu tanpa makan dan minum seperti orang dewasa yang sudah memiliki kewajiban untuk berpuasa, sehingga meski waktu magrib tinggal beberapa menit lagi, ia membayangkan betapa waktu magrib masih terlalu lama, namun ia tetap bertahan, berjuang menahan lapar dan haus yang dirsakan hingga waktu magrib tima nanti.
putri ke dua ibu itu adalah Farah, Farah mempunyai cara tersendiri untuk menghilangkan rasa haus, tentu saja bukan dengan cara minum air baik terang-terangan maupun bersembunyi. setiap hari di bulan puasa ia begitu rajin mengamalkan salah satu yang di ajarkan yakni menjaga wudhu debgan alasan "menjaga wudhu", itulah ia jadi sering untuk ke kamar mandi untuk berwudhu, tentu saja sang ibu sangat terharu sekaligus tersenyum. senyum sendiri dengan ulahnya. beebrapa tahun lalu ketika pertama kali ia puasa satu hari penuh, kebiasaaanya ketika siang dan menjelang waktu ashar adalah waktu tidur di lantai dengan bertelanjang dada, ia menempelkan dada atau punggungnya di lantai yang dingin. itulah caranya berjuang menjaga puasanya hingga waktu magrib tiba.
anak sulungnya pun memiliki cara yang berbeda ketika awal menjalankan puasa penuh. ia senang mengumpulkan makanan untuk berbuka meski waktu berbuka masih lama. beberapa makanan sengaja ia masukan kedalam lemari es agar terasa segar pada saat berbuka puasa, hampir hampir setiap jam ia bertanya, "magrib masih berapa jam lagi?" autaupun "sekarang jam berapa?" karena ketika ia tahu ketika sudah jam 6 sore itu waktunya berbuka, waktu masih menunjukan waktu 4 sore, ia sudah mondar-mandir ke depan untuk melihat makanan yang sudah tersedia. kadang ia tak sabar untuk menyajikan sendiri makanan berbbukanya di meja, meski waktu masih lama ia terus mamandangi makananya, pergi keluar sebentar, kembali lagi kedapur untuk memandangi makananya, namun tidak sedikitpun ia memiliki keberanian untuk mencicipi makananya hingga waktu magrib tiba meski saat ia sendirian di dapur. ia tetap berjuang malawan keinginan-keinginan yamg tidak boleh di lakukan sebelum waktunya.
komen dewek aahhh
BalasHapus